Jakarta Butuh Revolusi Budaya!

Hentikan Omong Kosong Ini!

Posted on: June 7, 2007

Anggota DPR lagi-lagi sibuk dengan urusan yang tidak penting. Kali ini para anggota dewan yang terhormat ramai-ramai mempermasalahkan dukungan Pemerintah Indonesia terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB tentang pengembangan nuklir Iran. DPR mengeluarkan hak interpelasinya dan mengadakan rapat pada 5 Juni kemarin untuk menuntut penjelasan Pemerintah atas dukungannya tersebut. Situasi menjadi panas lantaran Presiden Susilo Bambang Yudhono tidak bersedia hadir tanpa alasan yang jelas dan hanya mengirim Menteri Koordinator Hukum dan HAM Widodo AS sebagai gantinya.

Saya hanya ingin berkata ini ke pada para anggota dewan yang terhormat tersebut, “Najong lu!”

Anggota DPR menggunakan momen ini untuk mencari popularitas sesaat dari masyarakat kita yang sudah bodoh, tertinggal, dan miskin. Dengan dalih menggunakan agama dan rasa solidaritas terhadap negara muslim, para anggota DPR justru lupa dengan urusan-urusan dalam negeri yang jauh lebih penting. “So what gitu loch kalau pemerintah mendukung resolusi PBB tersebut?” Di dalam kondisi globalisasi seperti sekarang ini dimana ekonomi dunia menjadi sebuah kesatuan yang terikat dan saling mempengaruhi, Indonesia sebagai sebuah kekuatan ekonomi yang belum stabil di kawasan Asia Tenggara mau tidak mau harus bisa bermain ‘manis’ di kancah politik internasional agar mendapat dukungan dari negara-negara maju di berbagai bidang. Kita harus realistis bahwa Indonesia lebih membutuhkan negara-negara maju seperti Amerika Serikat dari pada sebaliknya, jadi seharusnya para anggota DPR bisa berpikir lebih logis dan strategis.

Berapa ratus juta yang harus terbuang percuma hanya untuk mengurusi urusan yang tidak penting ini? Berapa juta yang harus rakyat ini berikan kepada para anggota DPR untuk membayar listrik supaya AC tetap menyala atau membayar biaya transportasi untuk menyukseskan berlangsungnya rapat tersebut? Lalu apa output yang ingin dicapai dari diajukannya hak interpelasi ini? Apakah dengan menolak resolusi PBB masyarakat serta merta bisa lebih kenyang dan tidur nyenyak di malam hari?

Ingat wahai anggota DPR, ini adalah bangsa yang memiliki berjuta korban busung lapar. Anda tahu artinya korban busung lapar? Artinya mereka tidak bisa makan! Sementara kalian melakukan rapat di dalam ruangan nyaman ber-AC, mengenakan pakaian mahal, dan kesana-kesini dengan mobil mewah kalian, ratusan juta masyarakat Indonesia di daerah-daerah terpencil bingung mikirin mau makan apa besok. Kalau Tukul bilang, “Puas, puas?!”

Saya setuju dengan artikel dari sahabat spiritual saya Udiot, mari kita hadapi kenyataan ini.

Foto diambil dari sini.

10 Responses to "Hentikan Omong Kosong Ini!"

wah kebeneran….saya juga mikir hal yg sama waktu baca koran tentang rapat DPR ini.

oke lah mau solider ma sesama negara Asia dan penduduknya mayoritas muslim.

tapi dgn menentang keputusan Presiden yang mendukung resolusi DK PBB, kayanya udh cukup deh?!

kalo ampe ngadain sidang baru gini, kok malah terkesan cari muka ma negara Iran ya?! minta dipuji apa?

kenapa gak membahas dan cari solusi bagi masalah2 rakyat sih? Urusan LuSi*, korban gempa, korban banjir Jakarta, korban Meruya Selatan, korban Pasuruan, dll semuanya belum beres.

kok lebih sayang ke rakyat negara lain (Iran) daripada ma rakyat sendiri?!

tanya ken-napa…..

* Lumpur Sidoarjo :mrgreen:

SAYA SUDAH MUAK DENGAN KALIAN WAHAI ANGGOTA DEWAN YANG SANGAT TIDAK TERHORMAT…APA YANG KALIAN INGINKAN DARI KAMI…SIMPATI???SEMUANYA SUDAH KALIAN CURI….BUSUK KALIAN…KAMI TIDAK AKAN TINGGAL DIAM…TUNGGU PEMBALASAN KAMI!!!

Setuju gue, hentikan omong kosong ini! Kita sudah muak.

Jangan nulis yang profokatif tapi ‘kosong’ donk.

Kalo tulisan di atas dibilang “kosong” yang berisi yang kaya gimana???

Kelihatannya sy ketinggalan nich kasih comment, tp ga pa apalah…..

Waktu ada acara ngumpul-ngumpul anggota dewan mslh hak Interpeleset… eh..interpelasi ini, sy juga mengikuti lewat okezone…..

Memang bagus sich… mempunyai rasa solidaritas sebagai wakil warga negara yang peduli dengan sesama negara yang memang mayoritas muslim…

Tapi caranya itu hlo yang bikin saya getol untuk njewer telinganya….

Harusnya kan menjadi panutan…., dilahat eh..lihat (emang di liang lahat), dilihat begitu banyak orang melalui media dan televisi…. e… malah berantem.

Lagipula Presiden sudah mengutus wakilnya 8 mentri yang sudah hadir di ruang perkumpulan (perkumpulan antar geng kali….), hla kok ngga’ digubris, emangnya siapa sich mereka..? Sama-sama wakilnya kok sudah sok berkuasa, tdk menghormati utusan dari sang presiden…..

Memang sich hak Interpelasi harus dihadiri presiden, tapi kalo memang presiden tdk bisa hadir dan sudah diwakili oleh 8 mentri, apa masih kurang…..? Kalo mentrinya tdk bisa ngomong itu ga pa apa, hla ini mentri sj blm sempat ngomong sudah berantem duluan… Ngributin presiden yang harus datanglah…., mengadakan kumpul-kumpul lagi lah…, oalah lah…..

Mungkin pengennya ngumpuuuul terus supaya dpt angpao…, ya mbok sebagai wakilnya rakyat itu mengerti dengan keinginan rakyat yang pingin makan nasi….., jangan malah mikirin sesuatu yang bikin rakyat tambah pengen cepat memecat wakilnya……

Untuk apa punya wakil, kalo tidak bisa mengikuti aspirasi majikannya……
Jangan hanya omong kothong dong wakilku….!

Sebenernya kalo dulu pas ahmadinejad dateng ke Indonesia, kita ga perlu so baek, sok peduli lah, kalo ternyata cuman buat cari muka, dasar manusia seribu muka, pake ngedukung proyek iran segala, nyatanya resolusi aja di setujuin, ABSTAIN pilihan yang tepat buat gw.

kalo alesannya biar kita terlibat nyusun rancangan resolusina, HAH BuLLShit!!
dasar wakil rakyatnya juga nyari-nyari alesan aja buat ngegulinggin presiden, susah kalo semua urusan diJADIIN AJANG POLITIK bukan tulus karena NIAT BAIK.

tiap ada sedikit kesalahan, dipolitisir lagi dipolitisir lagi, cape gw denger beritanya, RMS kibarin bendera, yah ga perlu saling nyalahin ama saling pecat, percuma polisinya dimutasi kalo mutu pengganti tetep sama.

rapatnya yang serius donk…..jangan tidur melulu. pikirin korban lumpur lapindo tu. Dan pikirin jg nasib rakyat.

udah dibayar pake uang negara, dipilih rakyat, rapatnya kok tidur doank…..keliatan main2 mikirin nasib rakyat. mendingan tidur dirumah aja…biar ga kliatan malesnya.

Gila ! Ngga ada tanggung jawabnya tuh … Ini nih yang bikin Indonesia ngga bergerak2 buat ngurusin rakyat miskin yang makin hari makin nambah …

Ngga mikir apa ngga punya otak ? ya, memang itu artinya ngga punya pikiran untuk pengorbanan kepada rakyat agar lebih baik. Pantes rakyat miskin ngga abis2 !

Leave a comment

Dukung Program Berburu di Sekolah Anda

Mari jalankan dan dukung Program Berburu di sekolah-sekolah di Jakarta dan jadilah bagian dari sebuah REVOLUSI BUDAYA! Kirimkan email ke revolusibudaya@gmail.com dan daftarkan sekolah anda untuk ikut dalam Program Berburu.

Contact Us

BERBURU CENTER Jalan Cucur Timur III Blok A 7 No. 6 Sektor 4 Bintaro Jaya Tel: 62 21 736 3617 Oki: 0856 8102299 Tasa:087881521091 E-mail: revolusibudaya@gmail.com

Blog Masters

Guebukanmonyet (Washington D.C.) and Udiot (Jakarta)

Contributors

Andri Gilang (Sydney), Ian Badawi (Washington D.C.), Dejong (Washington D.C.), Sherwin Tobing (Budapest), Anggie Naditha Oktanesya (Jakarta), and Izmi Nurpratika (Jakarta).

Guest Writers

Deden Rukmana (Savannah), and Harris Iskandar (Washington, D.C.)

Categories

Gudang Artikel

Our Pictures